Selasa, 29 September 2015

Harga Beras Naik Lagi, Haruskah Impor?

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengantisipasi kekurangan stok beras pada akhir tahun dengan menyiapkan rencana impor 1,5 juta ton beras dari Thailand. 
Meski rencana tersebut belum disetujui Presiden Joko Widodo, perhitungan stok beras saat ini menjadi perhatian penting. Apalagi, harga beras masih mengalami kenaikan. (Baca: Harga Beras Naik Lagi)

Dengan kondisi tersebut, haruskan impor beras dilakukan di kuartal keempat tahun ini?

Wakil Ketua Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Ghazali Abas Adan, mengatakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah sebelum memutuskan impor beras.

Pertama, pemerintah perlu memastikan ketersediaan beras yang ada di masyarakat, dalam hal ini para petani.

"Apakah ada persediaan beras yang mereka simpan sehingga tidak dijual, ataupun memang langka sama sekali," ujar Ghazali kepada Kompas.com usai diskusi di Jakarta, Minggu (27/9/2015).

Apabila benar-benar langka, maka pemerintah boleh melakukan impor. Tapi sebaliknya, jika masih ada beras yang disimpan masyarakat, seharusnya pemerintah melalui Perum Bulog melakukan penyerapan beras lokal.

"Kalau tidak ada sama sekali, objectives boleh beli dari luar. Kalau ada, jangan. Ambil yang masyarakat punya, jual ke masyarakat juga. Jadi ada perputaran di antara masyarakat itu," kata dia lagi.

Kedua, sebelum memutuskan untuk impor, pemerintah perlu mengecek apakah ada pemain nakal atau spekulan di pasar. Apakah kenaikan harga beras yang terjadi murni akibat kelangkaan pasokan atau diganggunya pasokan oleh para spekulan.

"Kalau benar-benar tidak ada spekulan, tapi harga mahal, itu lain ceritanya. Namanya kan darurat, tidak masalah kalau harus impor," tutur Ghazali.

Yang pasti, kata dia, pemerintah harus melakukan langkah-langkah intervensi menyikapi tingginya harga bahan kebutuhan pokok masyarakat ini. "Beras kan sesuatu yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat. Maka perlu intervensi pemerintah," ujar Ghazali.

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, selama satu bulan terakhir harga beras medium secara nasional merangkak naik. Pada 26 Agustus 2015, harga beras medium rata-rata nasional Rp 10.163 per kg.


Namun, Jumat (25/9/2015), harga beras medium rata-rata nasional sudah mencapai Rp 10.283 per kg. Artinya, harga beras medium rata-rata nasional selama sebulan itu belum pernah di bawah Rp 10.000 per kg. Harga beras itu juga belum sampai pada titik harga normal beras medium, yaitu Rp 8.500 per kg.


Opini dari artikel diatas :

Di Indonesia kaya akan sumber daya alam yang sangat melimpah, seperti beras. Jumlah beras Indonesia menempatin posisi terbesar ketiga didunia. Beras merupakan kebutuhan pokok utama bagi masyarakat Indonesia, tidak lengkap rasanya jika lidah Indonesia tidak mengkonsumsi nasi. Dengan kekayaan yang melimpah ini, haruskah Indonesia mengimpor beras? Sedangkan padi dan petani di Indonesia sangatlah banyak. Adakah factor yang mempengaruhi hal tersebut? Apakah hal yang harus dilakukan oleh pemerintah?

Faktor yang mempengaruhi kelangkaan beras di Indonesia antara lain ,yang pertama dikarenakan musim kemarau yang berkepanjangan. Hal ini berakibat banyak petani yang gagal panen. Kedua ada Oknum yang tidak betanggung jawab seperti oknum-oknum yang melakukan penimbunan beras sehingga beras menjadi langka dan hargapun menjadi naik. ketiga karena Bibit yang mahal. Factor lain yang mempengaruhi kelangkaan beras adalah karena profesi petani yang kurang diminati oleh masyarakat

Karena kelangkaan beras tersebut, maka pemerintah harus melakukan impor demi memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Akan tetapi, sebelum melakukan impor pemerintah harus mengecek kuota beras yang dibutuhkan  masyarakat dan harus memikirkan dampaknya jika melakukan impor beras.

Sebelum melakukan impor beras, sebaiknya pemerintah melakukan tindakan untuk menghilangkan masalah kelangkaan beras. Seperti hal berikut :
1. Para petani diberikan pengarahan atau pelatihan agar mereka tidak tertipu oleh tingkah laku para  tengkulak-tengkulak yang sering memainkan harga.
2. Para petani sebaiknya diberi arahan untuk mengolah beras tersebut agar nilai jual beras tersebut naik
3. Pemerintah juga sebaiknya memberikan modal untuk meningkatkan teknologi dalam pembuatan beras
4. Pemerintah melakukan perluasan lahan pertanian
5. Diberikan penyuluhan kepada masyarakat agar tertarik dengan profesi petani sehingga tidak perlu mencari kerja ke kota


Dengan adanya permasalahan ini maka akan berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia. Akibatnya banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dalam memproduksi beras plastic yang dapat dibeli dengan harga murah dan tentunya sangat berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu, masyarakat Indonesia diharapkan tidak bergantung pada beras sebagai bahan pokok,dan  masyarakat Indonesia dapat mengganti beras dengan bahan baku lain seperti kentang, sagu, singkong, dan lain-lainnya.





















Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar